Senin, 25 March 2013 Tags: Views: 819
Rayap adalah serangga kecil yang menyerupai semut. Mereka hidup berkoloni dan membangun sarang raksasa untuk diri mereka sendiri. Satuan terkecil pembangun sarang tersebut adalah bata-bata mungil yang terbuat dari tanah, yang dibuat rayap-rayap pekerja dengan mencampurkan air liur mereka sebagai bahan perekat.
Ukuran sarang rayap kadang dapat mencapai tiga sampai empat meter. Arsitektur sarang yang menyerupai bangunan pencakar langit raksasa bila dibandingkan dengan ukuran tubuh rayap itu sendiri, sungguh sangat menakjubkan.
Bagian dalam sarang rayap dipenuhi dengan lorong-lorong sempit. Di
bagian dalam lorong-lorong tersebut, terdapat sekitar satu setengah juta
rayap yang bekerja bersama dengan keharmonisan yang luar biasa.
Ketika kita mengamati penampang melintang sebuah sarang rayap, kita
akan menemukan sebuah bilik khusus untuk ratu, sejumlah areal
pertanian, gudang-gudang penyimpan dan lorong-lorong pengatur kondisi
udara.
Rayap melakukan pekerjaan pembangunan dan perbaikan sarang. Selain
itu, mereka juga senantiasa siap menghadapi musuh yang mungkin datang,
serta bercocok tanam dalam sarang mereka dengan menanam jamur.
Kelangsungan hidup populasi besar seperti ini tergantung pada
kondisi terpenting, yaitu kestabilan suhu dalam sarang dan keseim-bangan
kadar air. Pemecahan masalah ini benar-benar sempurna. Papan-papan
paralel dibuat di areal atap sarang rayap ini. Papan-papan yang terbuat
dari lumpur tersebut mampu menyerap kandungan air yang dikeluarkan oleh
tubuh rayap.
Air ini menguap akibat panas di bagian dalam dan keluar menuju
bagian atas melalui celah-celah pengatur kondisi udara pada sarang
tersebut. Penguapan ini menurun-kan suhu dalam sarang dan juga menjamin
kesinambungan sirkulasi udara. Panel-panel dalam sarang rayap melakukan
fungsinya sebagai pengatur kondisi udara secara sempurna tanpa cacat.
Terdapat contoh memukau lainnya tentang pengetahuan konstruksi
rayap. Spesies rayap lain, yang hidup di dataran Australia Utara,
membuat sarang dengan bentuk menyerupai pisau belati, yakni sangat lebar
dengan bagian tepi yang sangat tipis. Rahasia sarang ini terletak pada
posisi sudutnya terhadap matahari.
Rayap membangun sarangnya dengan sudut tertentu sehingga pada siang
hari, ketika matahari berada di puncak ketinggian, sangat sedikit
permukaan sarang yang terkena sinar matahari. Dengan demikian, panas
yang diterima menjadi minimum. Sudut yang sama dipakai pada setiap
sarang rayap jenis ini tanpa kesalahan.
Tapi, yang sesungguhnya paling menakjubkan adalah rayap yang
mengerjakan semua bangunan megah ini ternyata buta. Jadi, bagaimana
makhluk teramat kecil yang tak mampu melihat barang sesentimeter pun di
depannya, mampu membangun menara raksasa berdasarkan perhitungan teknik
yang rumit? Bagaimana satu setengah juta rayap dalam satu sarang mampu
melakukan kerjasama sempurna seperti ini?
Ahli biologi David Attenborough, seorang naturalis terkenal
berkebangsaan Inggris, berkomentar tentang pertanyaan ini pada salah
satu dokumentasinya:
masing-masing (rayap) pekerja meletakkan adonan lumpur pada suatu tempat tertentu sebagaimana diinginkan oleh sebuah Rancangan Induk. Bagaimana mereka mampu mengerjakan hal tersebut, kita masih belum mengetahuinya.
Rancangan luar biasa yang tidak dapat dimengerti manusia, namun
dipatuhi rayap tanpa sanggahan tersebut, adalah ilham yang diberikan
Allah kepada makhluk ini. (harunyahya/keajaibanalquran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar